Wednesday 14 November 2012

Yuk, Ngudap Nasgor di Depot Pantura!


Odilia Winneke - detikFood Jakarta - Seru dan meriah! Itulah suasana pantura yang diboyong sebagai ciri khas rumah makan ini. Makanan serba sederhana dan sedap jadi andalannya. Mau nasgor hijau, mi godog atau suun goreng atau siomay kampung? Semuanya disajikan panas mengepul! Slrupp... sedapnya!

Nama 'Saribanon' yang jadi nama depot ini mengundang rasa ingin tahu. O, ternyata di bagian atas daftar menu dijelaskan rinci arti 'Saribanon'. Dalam bahasa Sunda bisa berarti 'pusat perhatian' atau bisa jadi artinya 'benteng yang kuat'. Karenanya pada masa lalu putri bangsawan diharapkan menjadi saribanon.

Interior gaya jadoel yang penuh warna-warni memang membawa suasana pantai utara Jawa. Kursi dan meja kayu dicat warna-warni. Di dinding ditaruh hiasan aneka baki kuno, gelas kaleng warna-warni, truk mainan yang berwarna-warni. Yang paling unik adalah lukisan dinding seperti bak belakang truk yang banyak bersliweran di pantura. Wanita telungkup dengan tulisan "ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang terus...", nah lho!

Menu yang ditawarkan juga sederhana. Mi goreng banon, mi goreng kampung, mi goreng Jawa, bakmi goreng, suun goreng, nasi goreng (bakso, ijo, mawut, banon). Buat penyuka ayam, ada ayam goreng banon, ayam bumbu Bali dan ayam setan. Kalau mau ngemil, ada siomay, bakso banon bihun, wapel Hongkong, atau wapel kampung (wapel=wafel).

Karena ingin menjajal racikan dapur a la pantura ini maka mi kuwah kampung jadi sasaran saya. Tampilannya tak beda jauh dengan bakmi godog biasa. Bakmi kekuningan digenangi kuah kecokelatan agak bening. Ada serabut telur rebus, diselingi irisan tomat, sawi dan tauge. Aroma gurihnya benar-benar memancing selera.

Sluurrpp... kuahnya terasa gurih sedikit manis. Wah, sayang sekali tonjokan bawang putih dan kemiri yang jadi ciri khas mi rebus Jawa kurang kuat. Jadilah gurihnya nanggung. Untung saja ada telur rebus yang memberi aksen gurih-gurih enak!

Lain halnya dengan suun goreng. Gaya masakan Cina peranakan ini memang banyak dikenal di kota-kota pesisir Jawa. Selintas memang mirip bakmi goreng. Isiannya telur dadar, bongkol sawi yang diiris halus, tauge, wortel dan udang kecil. Lentur mulur suun berlumuran bumbu kecap yang manis dengan semburat gurih telur dan udang. Sajian sederhana yang cukup mengenyangkan.

Sebenarnya nasi goreng yang jadi andalan Saribanon adalah nasi goreng ijo. Kata si pelayan, warnanya hijau karena memakai cabai hijau dan daun pandan plus suji. Karena itu warnanya hijau ceria seperti yang sempat terlihat dari meja samping yang memesan menu ini. Tetapi kali ini justru nasi goreng banon andalan lain yang ingin saya cicip.

Ternyata tampilan nasi gorengnya kecokelatan dengan selingan irisan cabai merah, daun bawang, dan sedikit udang serta telur orak-arik. Rasanya gurih dengan aksen manis yang agak kuat. Tidak terlalu istimewa atau bisa dibilang biasa saja. Sederhana seperti layaknya nasgor a la pantura.

Agaknya depot yang dikelola oleh grup resto Radja Ketjil ini memang dirancang buat mereka yang mengisi perut dalam suasana mall tetapi dengan budget yang tak berat. Karena harga nasi goreng dan suun goreng (Rp. 18.500,00), dan bakmi kuwah kampung (Rp. 19.500,00). Jadi makan sekelaurgapun tak terasa berat. Kalau sedang jalan-jalan ke Teras Kota BSD, tempat ini bisa jadi alternatif buat ngemil atau jajan. Bisa mengunyah Tape Lulur sambil nyerutup bandrek. Tarik mang... yuk!

Depot Saribanon

Teraskota GF - G-12

BSD City

Jl. Pahlawan Seribu,Serpong

Tangerang, Banten

Telpon: 021-30025899

(odi/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

0 comments:

Post a Comment