Odilia Winneke - detikFood Jakarta - Pindang versi Jawa Tengah ini disajikan dalam mangkuk keramik mungil. Kuahnya kecokelatan gurih hangat. Suwiran ayam kampung yang empuk dan daun melinjo muda yang renyah membuat sajian khas ini makin sedap. Enak dihirup panas saat udara dingin bertiup!
Hidangan berkuah seperti soto dan pindang merupakan sajian khas Jawa Tengah. Semuanya diracik dalam mangkuk mungil bersama nasi dan disiram kuah panas sehingga jadi nikmat saat disantap. Karena porsinya kecil, biasanya pengunjung selalu memesan semangkuk lagi.
Udara berangin panas yang bertiup siang itu membuat saya jadi ingin menikmati yang berkuah hangat seperti soto gaya Jawa Tengah. Maka saat melintas di Jl. Bulevar Kelapa Gading saya memutuskan mampir ke rumah makan Soto Kudus Ayam Kampung dan Pindang Ayam.
Rumah makan ini ditata gaya warung soto khas Jawa, meja panjang berjajar plus kursi-kursi plastik pendek. Di meja pun berjajar aneka kerupuk, keripik, usus goreng, kulit goreng, keripik paru dan kerupuk kulit.
Tentu saja semangkuk soto dan semangkuk pindang ayam saya pesan buat menuntaskan selera. Rumah makan yang merupakan cabang dari Pasar Baru ini sudah cukup lama ada di kawasan Kelapa Gading. Meskupun ada banyak rumah makan sejenis, rumah makan ini tetap ramai dikunjungi penggemarnya.
Soto disajikan dalam mangkuk keramik Cina mungil dengan sendok bebek, khas soto Kudus. Kuahnya bening kecokelatan, tanpa jejak minyak atau lemak, mungkin karena memakai ayam kampung. Bawang putih goreng yang royal menutupi permukaannya juga irisan daun kucai yang menjadi ciri khas soto ini.
Kuahnya gurih dengan wangi bawang yang kuat dan tak ada rasa gurih lemak yang berlimpah. Suwiran daging ayamnya sangat halus, diselingi tauge yang renyah segar. Setelah diaduk dengan sambal kecap rawit dan kucuran air jeruk nipis, barulah terasa pedas, gurih dan segar!
Meskipun porsinya kecil, soto ini cukup mengenyangkan. Karena ada lauk-pauk pendamping yang bisa dinikmati bersama suapan soto. Telur kecap, satai kerang, perkedel, otak goreng dan tentu saja dengan aneka kerupuk dan keripik yang tersedia di meja. Ini salah satu gaya sajian soto Kudus yang saya suka, komplet dan mantap!
Pindang ayam juga disajikan dengan cara sama. Sebetulnya di Kudus yang terkenal adalah pindang kerbau karena memakai potongan daging kerbau atau pindang daging sapi. Di rumah makan ini justru pindang ayam kampung yang jadi unggulannya.
Istilah pindang buat orang Sumatera bisa berarti ikan berkuah bening, tetapi di Kudus, pindang khusus buat sajian yang mirip rawon karena berkuah kecokelatan dan memakai tambahan daun melinjo muda sebagai pelengkapnya. Santan encer yang ditambahkan selain menambah gurih juga membedakan dengan rawon.
Kuah encer pindang ayam kampung ini terasa tidak terlalu pekat, gurih ringan dengan sapuan aroma kluwek dan sedikit semburat manis. Suwiran halus daging ayam melengkapi kuah yang gurih hangat. Taburan bawang merah melengkapi sajian sedap khas Kudus ini.
Sayang sekali daging ayamnya tidak direbus bersama kuahnya sehingga kurang meresap rasa bumbu di dalam daging ayamnya. Padahal dengan tambahan sambal rawit rasa gurihnya jadi sedikit pedas dan enak. Harga yang dipatok buat racikan khas Kudus ini juga tak terlalu mahal. Semangkok soto dan pindang ayam dihargai Rp. 12.000,00 (tanpa nasi). Cukup buat menumpas rasa kangen racikan khas kota kretek!
Soto Kudus Ayam Kampung & Pindang Ayam
Gereja Ayam Pasar Baru
Jl. Bulevard Raya Kelapa Gading
Jakarta Utara
(odi/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.
0 comments:
Post a Comment